Sifat-sifat inti terbagi menjadi 2 antara lain :
A. Sifat-sifat inti yang tidak bergantung pada waktu :
· Muatan inti (electric charge)
· Massa inti (mass)
· Jari-jari (radius)
· Momentum sudut (angular momentum)
· Momen magnetik (electromagnet momentum)
· Momen listrik
B. Sifat-sifat yang bergantung pada waktu:
· Peluruhan radioaktif
· Reaksi inti
A. Sifat-sifat inti yang tidak bergantung pada waktu :
1. Muatan Inti
Salah satu hipotesis dalton (1803) ialah bahwa atom-atom suatu unsur adalah identik. Prout (1819) menyarankan bahwa semua unsur terbuat dari hidrogen, sehingga massanya dapat dituliskan sebagai:
M ~ CMH
MH = massa hidrogen
C = bilangan bulat
Dari penyelidikan yang teliti, ternyata C bukanlah bilangan bulat, sehingga hipotesis Prout dianggap tidak benar. Crookes (1886) menyarankan kembali ide Prout. Alasan bahwa C bukan bilangan bulat adalah karena suatu unsur mungkin terdiri dari beberapa campuran (isotop).
Contoh:
Cl mempunyai berat atom 35,46 karena terdiri dari 3 isotop, masing-masing 34,35, dan 36.
Karena kemudian inti diketahui terdiri dari proton dan neutron, maka dapat dituliskan:
M = Z(MH) + N(MN)
๐=๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐ก๐
๐=๐๐๐๐๐ ๐๐ก๐๐
๐๐ป=massa hidrogen
๐=๐๐๐ข๐ก๐๐๐
๐๐=๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐ข๐ก๐๐๐
Massa atomik mengacu pada massa atom netral. Bukan pada inti, jadi massa elektron orbital dan masaa ekivalen energi ikatnya termasuk dalam besaran massa atom. Hubungan massa inti atom dan massa atom adalah
M(atom) = M (inti atom) + M (elektron) + energi ikat elektron total
2. Jari-Jari
Jari-jari inti belum bisa ditentukan/diukur secara langsung Ada dua metode, yaitu cara Nuklir dan Cara Elektromagnetik. Jika diasumsikan inti bulat (bola), maka jejarinya ditentukan degan persamaan:
R= ro. A1/3
ร Ada dua cara untuk menentukan r0:
a. Cara nuklir
Dengan cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear force radius) yang didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti ke jarak jangkauan gaya inti. Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari ukuran inti. Cara-cara yang masuk dalam kategori ini:
· Hamburan partikel alfa dengan hasil ro = 1,414 F =1,414 x 10-13 cm
· Peluruhan alfa dengan hasil ro = 1,48 F = 1,48 x 10-13 cm
· Hamburan neutron cepat dengan hasil ro = 1,37 F = 1,37 x 10-13 cm
b. Cara elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk kategori ini:
· Hamburan elektron dengan hasil ๐0=1,26 ๐น
· Mesonik atom dengan hasil ๐0=1,2 ๐น
· Inti cermin (1H3 3He3) dengan hasil ๐0=(1,28 ±0,05) ๐น
· Hamburan proton dengan hasil ๐0 = (1,25 ±0,05) ๐น
· Pergeseran isotropik dengan hasil ๐0=1,20 ๐น
Model atom Rutherford dapat menjelaskan spektra sinar-X unsur-unsur yang diukur oleh Moseley (1913). Dari data Moseley diketahui bahwa muatan inti adalah Z.e, dengan Z = nomor atom, dan e = + 1,602 x 10-19 C
Contoh:
Menentukan muatan inti atom
Z=2
Jadi muatan inti = Ze
= 2 × 1,6 x10−19 ๐ถ
= 3,2 ×10−19 ๐ถ
4. Momentum Sudut
Momentum sudut inti dapat diketahui dari struktur halus (hyperfine structure), dapat diamati menggunakan dengan spektrometer dengan resolusi tinggi. Nukleon mempunyai spin ½. Karena nukleon bergerak, maka proton dan neutron juga mempunyai momentum sudut orbital. Momentum sudut total (spin inti) I, merupakan jumlah vektor momentum sudut orbital, L dan momentum sudut spin, S tiap nukleon.
Momentum sudut suatu unti atom dapat ditunjukkan dari hyperfine-structure splitting garis-garis spektrum suatu atom. Pauli menerangkan hyperfine-structure splitting ini dengan anggapan bahwa inti mempunyai momentum sudut, sehingga terjadi gandengan antara momentum sudut inti dengan momentum sudut total dari elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, inti terdiri dari A nukleon, yang masing-masing mempunyai momentum sudut orbital dan spin:
Jadi total vektor momentum sudut, apabila dipakai gandengan L S, ialah
Panjang vektor momentum sudut inti:
|I| =√I (I+1)h/2ฯ
I = bilangan kuantum momentum sudut total inti, atau biasa disebut spin inti.
Dari (1):
I = (l+s), (l+s-1),...|l-s|
Maka jumlah harga I yang mungkin:
(2s+1) untuk s < l
(2l+1) untuk l < s
Di dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton maupun neutron mempunyai momen magnetik.
5. Momen magnetik inti
Momen magnetik adalah Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom, ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut. Di dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital. Proton maupun neutron mempunyai momen magnetik yaitu Mp dan Mn.
Hubungan antara momen magnetik proton Mp dengan momentum sudut orbital proton LP memenuhi:
Komponen momen magnetik proton dalam arah sumbu z memenuhi:
Dengan Lp = mlโ.
Nilai momen magnetik sudut orbit proton dalam arah sumbu z dapat dinyatakan:
Dengan ยตN dikenal sebagai magneton nuklir.
Hubungan antara momen magnetik spin proton Msp dengan momentum sudut spin proton Sp memenuhi:
Nilai momen magnetik sudut spin proton dalam arah sumbu z :
Dengan cara yang sama hubungan antara momen magnetik sudut spin dan momen sudut spin untuk neutron memenuhi:
Selanjutnya nilai momen magnetik sudut spin neutron dalam arah sumbu z:
6. Momen Listrik Inti
Momen kuadrupol inti pertama kali dideteksi oleh Schuler dan Schmidt (1935) pada saat mereka menjelaskan hyperfine stuktur 151Eu dan 153Eu. Adanya momen kuadrupol inti menunjukkan distribusi muatan inti tidak simetris bola, melainkan sedikit berdeviasi. Konsep multipol listrik dapat diterangkan dengan teori potensial elektrostatis.
Pada umumnya multipol listrik dapat dinyatakan dengan 2. Berdasarkan angka 2 tersebut maka untuk :
l = 0 ; 20 = 1 ; monopol
l = 1 ; 21 = 2 ; dipol
l = 2 ; 22 = 4 ; kuadrupol
l = 3 ; 23 = 8 ; oktupol
l = 4 ; 24 = 16 ; hexadecapol
B. Sifat Inti Bergantung Waktu
1. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radiokatif adalah peristiwa hilangnya
energi dari inti atom yang tidak stabil dengan memancarkan radiasi dan partikel‐partikel pengion. Peluruhan, atau hilangnya energi, ini
akan menghasilkan jenis atom lain yang stabil. Atom baru yang dihasilkan ini
dinamakan inti anak (daughter nuclide), sedangkan atom yang meluruh dinamakan
inti ibu (parent nuclide). Sebagai contoh, atom karbon‐14 (ibu) akan memancarkan radiasi dan berubah
menjadi atom nitrogen‐14 (anak). Peristiwa
peluruhan merupakan peristiwa yang acak di tingkat atom, sehingga sangat sulit
untuk memrakirakan kapan suatu atom tertentu akan meluruh. Yang bias kita
lakukan adalah meperkirakan rerata peluruhan dari banyak atom yang sama.
Satuan SI untuk peluruhan radiokatif adalah
becquerel (Bq). Satu Bq didefinisikan sebagai satu perubahan (atau peluruhan)
per detik. Karena suatu sampel bahan radioaktif berisi banyak atom, satu Bq
adalah ukuran aktivitas yang sangat kecil; sehingga jumlah dalam orde TBq
(terabecquerel) atau GBq (gigabecquerel) banyak dipergunakan. Satuan
radioaktivitas yang lain adalah curie (Ci), yang pada awalnya didefinisikan
sebagai aktivitas satu gram radium murni, isotop Ra‐226. Sekarang ini satu Ci didefinisikan sebagai
aktivitas sebarang radionuklida yang meluruh dengan laju disintegrasi sebesar
3.7 × 1010 Bq. Ditinjau dari jenis dan besar energinya, radiasi radiokatif
dibedakan menjadi tiga macam (yang dinamakan sesuai dengan urutan alphabet Yunani),
yaitu radiasi alfa, beta, dan gamma. Peluruhan alfa hanya terjadi pada unsur‐unsur berat saja (dengan nomor atom ≥ 52), sedangkan
dua jenis peluruhan yang lain bisa terjadi pada semua unsur.
ร Peluruhan alfa, terjadi ketika
suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang terdiri dari dua proton
dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih
kecil.
ร Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan
oleh transformasi neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron.
Transformasi neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan
satu antineutrino, manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti
oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron
ataupun emisi positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat
meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
ร Peluruhan gama, dihasilkan oleh
perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang lebih rendah, menyebabkan emisi
radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi partikel alfa
ataupun beta dari peluruhan radioaktif.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi
pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun peluruhan
yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta,
dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama. Tiap-tiap isotop
radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (waktu paruh) yang merupakan
lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk meluruh habis.
Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua waktu paruh, hanya
akan tersisa 25% isotop.
2. Reaksi Inti
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia,
karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti
sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti
dapat digambarkan:
Pada
reaksi inti ini terjadi perubahan unsur karena ditumbuk zarah nuklir atau zarah
radioaktif yang dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi:
Atau
A
(a, b)
B
dengan A adalah unsur semula, B adalah unsur yang terjadi, a dan
b adalah zarah yang ditumbukkan dan yang
terpental, dan Q adalah
energi panas yang mungkin timbul dalam reaksi inti tersebut. Apabila b =
a, dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan. Misalnya:
dengan p adalah proton. Dalam hal ini,
hamburannya tidak elastis dengan energi
kinetik proton yang terdisipasi
untuk mengeksitasi inti Mg yang pada deeksitasinya mengeluarkan sinar gamma. Pada reaksi inti
berlaku hukum: a. kekekalan momentum linier dan momentum sudut, b. kekekalan
energi, c. kekekalan jumlah muatan (nomor atom), d. kekekalan
jumlah nukleon (nomor massa). Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa
inti-inti sebelum reaksi harus sama dengan
momentum, energi, nomor atom, dan
nomor massa inti setelah reaksi.
Suatu
reaksi inti bisa menghasilkan atau memerlukan
energi.
Besarnya energi Q bisa dihitung berdasarkan reaksi pada persamaan (11.13). Dalam
perhitungan energi reaksi inti,
semua massa inti dinyatakan dalam satuan sma
(satuan
massa atom). Menurut Einstein, energi total yang
dimiliki
suatu massa m adalah:
dengan
c adalah kelajuan cahaya (3 × 108 m/s). Dari persamaan (11.14) untuk 1
sma, energi yang dimiliki adalah 931,5 MeV. Dengan demikian, persamaan energi
(berdasarkan hukum kekekalan energi) dapat dituliskan:
Atau
Dari persamaan (11.15), jika diperoleh nilai Q >
0, maka reaksinya disebut reaksi eksoterm, yaitu reaksi di
mana terjadi
pelepasan energi. Sebaliknya, jika Q < 0, maka reaksinya
disebut reaksi endoterm, yaitu reaksi yang
memerlukan energi. Persamaan (11.15) menunjukkan
bahwa pada prinsipnya, energi reaksi adalah sama dengan perubahan massa inti sebelum
reaksi dan sesudah reaksi. Hal inilah yang dinyatakan Einstein sebagai
kesetaraan massa-energi.