Ini adalah artikel pertama saya mengenai kebudayaan yang ada disalah satu tempat kelahira saya, yaitu tepatnya kebudayaan daru suku Lembak , Kota Bengkulu. Pada tulisan kali ini, hal yang melatarbelakangani saya untuk mengkaji hal ini dikarenakan untuk memenuhi salah satu tugas pada matakuliah saya di Universitas pada saat semester 2 (Ilmu Sosial Budaya Dasar).
Pada tulisan saya ini, saya akanmembahas mengenai salah satu kesenian asli masyarakat suku lembak yaitu kesenian Sarafal Anam. Alasan saya berani mengambil topik ini karena saya merupakan anak asli keturunan suku Lembak Kota Bengkulu yaitu di daerah Jalan Nangka atau Panorama. Kedua orang tua saya adalah putra dan putri asli suku Lembak, dan ayah saya sendiri adalah salah satu pengurus kesenian sarafal anam ini di klubnya.
Pada tulisan saya ini, saya akanmembahas mengenai salah satu kesenian asli masyarakat suku lembak yaitu kesenian Sarafal Anam. Alasan saya berani mengambil topik ini karena saya merupakan anak asli keturunan suku Lembak Kota Bengkulu yaitu di daerah Jalan Nangka atau Panorama. Kedua orang tua saya adalah putra dan putri asli suku Lembak, dan ayah saya sendiri adalah salah satu pengurus kesenian sarafal anam ini di klubnya.
Pertama kita akan mengetahui, apa itu sarafal anam ??
Sarafal Anam atau biasa disebut
dengan ( Bedikir = Berzikir ) adalah salah satu bentuk kesenian yang ada pada
masyarakat suku Lembak, Bengkulu. Sarafal Anam merupakan suatu budaya
kebanggaan masyarakat suku Lembak. Kesenian Sarafal Anam ini disajikan dalam
bentuk seperti mengiramakan sebuah lagu, namun lagu yang digunakan adalah
lagu-lagu yang bernuansa Islami dan juga berisi tentang puji-pujian terhadap
Rasul atau Nabi.
Kesenian Sarafal Anam sebagai salah satu budaya suku lembak diperkirakan mulai masuk pada tahun 1500-an beriringan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Bengkulu. Kesenian ini masih dapat kini temui sampai pada saat ini, khususnya oleh masyarakat asli Lembak di Bengkulu. Kesenian Sarafal Anam ini biasanya disajikan pada acara-acara tertentu, misalnya pada pesta perkawinan suku Lembak, pada acara aqiqah, pada acara tamat kaji, dll.
Kesenian Sarafal Anam sebagai salah satu budaya suku lembak diperkirakan mulai masuk pada tahun 1500-an beriringan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Bengkulu. Kesenian ini masih dapat kini temui sampai pada saat ini, khususnya oleh masyarakat asli Lembak di Bengkulu. Kesenian Sarafal Anam ini biasanya disajikan pada acara-acara tertentu, misalnya pada pesta perkawinan suku Lembak, pada acara aqiqah, pada acara tamat kaji, dll.
Pada saat ini khususnya didaerah
Dusun Besar, masih dapat dengan mudah kita temui perkumpulan kesenian sarafal
anam ini, atau yang biasa disebut masnyarakat lembak dengan Klub Bedikir. Tidak
hanya dimainkan saat acara-acara tertentu saja, kesenian ini juga memiliki
jadwal latihan tertentu sesuai dengan klub masing-masing, jadwal itu biasanay
diadakan satu kali dalam seminggu, yang dilakukan di rumah-rumah anggota klub
bedikir ini secara bergantian tiap minggunya, dan latihan ini biasanya diadakan
pada malam hari. Kesenian Sarafal Anam ini sudah menjadi hobbi bagi kaum laki-laki
masyarakat suku Lembak.
Untuk gambaran alat yang digunakan
adalah rebana besar, yang terbuat dari kulit kambing, dan didalamnya ada
lilitan rotan yang melingkari bentuk rabana tersebut yang berfungsi untuk
menambahkan efek nyaring pada saat rebana tersebut di tabuh, biasanya cara
penggunaanya tangan kiri menahan rebana tersebut dan tangan kanan menabuh
rebana tersebut sesuai dengan ketukan pada setiap lagu yang dibawakan.
Memainkan kesenian Sarafal Anam ini bisa dilakukan secara berdiri maupun sambil
duduk.
Tampak Sisi Depan Rabana |
Lagu
atau syair yang biasa di senandungkan adalah sebagai berikut Ya Nabi Salam,
Yassyeh, Selatun Selamon, Selatun Minalmaulai, Nabi Adam, Abu Bakar, dll. Dari
ulusan yang tlah saya kaji diatas dapat kita jabarkan atau kita lihat
nilai-nilai yang terkandung pada Budaya Kesenian Sarafal Anam tersebut,
nilai-nilai tersebut adalah :
1. Nilai
Sosial
Dari adanya kesenian
sarafal anam ini dapat kita simpulkan adanya ikatan kebersamaan, kekeluargaan,
dan solidaritas yang kuat antar sesama
anggota klub.
2. Nilai
Kerohanian
Dari adanya kesenian
sarafal anam ini kita dapat melihat adanya nilai religi ( islami ) yang tinggi,
dimana lagu-lagu yang dibawakan itu berisi tentang puji-pujian terhadap rasul
atau nabi.
3. Nilai
Keindahan
Dari adanya kesenian sarafal anam
ini timbulnya nilai estetika atau nilai keindahan yang tinggi, dapat dilihat
dari irama-irama lagu dan dari bunyi tabuhan-tabuhan yang keluar dari rebana
tersebut sehingga menghasilkan sebuah harmonisasi nada yang indah, dan juga
dapat kita lihat dari cara berpakaian pada saat melakukan kesenian ini dimana
pakaian yang dikenakan harus rapi, menggunakan kain, dan juga meggunakan peci,
sehingga menimbulkan nilai keindahan tersendiri bagi kita yang melihatya.
Sehingga berdasarkan analisis saya
mengenai salah satu kebudayaan masyarakt suku Lembak Bengkulu, yaitu Kesenian
Sarafal Anam dapat disimpulkan bahwa kesenian ini masih sangat dianut dan
dipelihara oleh masyarakat Lembak di Bengkulu khususnya yang saya analisis ini
suku Lembak di daerah Dusun Besar dan telah menjadi salah satu budaya kebanggaan
masyarakat suku Lembak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar