Bagaimana bisa kita hanya bertatap, penuh tanya melekat tanpa ada yang langkah yang mendekat?
Selama hampir 3 tahun ini ?
Mengapa kita sama-sama membisu ketika bertemu?
Laksana sebuah jeruji besi yang memagari mulutku, tak bisa aku mengirimkan sinyal atau kata penuh rasa ke telingamu.
Nada tanya itu akan terus menggantung dalam relung ini.
Hampir 3 tahun. Ya, memang begitu adanya..
Karena ada begitu banyak tanya yang takkan pernah sampai dan jawabannya kita simpan sendiri-sendiri. Menerka-nerka padahal tak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Sepertinya kita perlu bekerja sama dengan semesta.
Seperti kita perlu berkomromi terlebih dahulu dengan alam.
Diammu dan diamku ini bersatu hampir 3 tahun ini
Diammu dan diamku ini bersatu hampir 3 tahun ini
Seperti sebuah hukuman terberat bagi pikiran yang sebenarnya ramai berdiskusi.
Lalu bagaimana dengan hati?
Entahlah apa masih bisa berkompromi juga.
Malu? Mungkin.
Gengsi atau menjauhkan diri dari ekspektasi hingga kita berdiaman seperti ini? Bisa jadi.
Haruskah hati yang lebih dulu pecah, baru gaduh dari air mata kita tumpah? Sepertinya begitu.
Dan selam hampir 3 tahun pula, Aku tak tahu mengapa kita seperti ini.
Hei,
Jika suatu hari nanti kita di ijinkan untuk bertemu kembali, maukah kamu melepaskan sunyi selama 3 tahun ini?
Aku ingin semesta tahu bagaimana merdunya suara kita.
Aku ingin berbagi isi hati tanpa malu atau gengsi yang menyeruak lagi.
Maukah Kau Mengatakan ‘iya’?
Maukah Kau Mengatakan ‘iya’?
Tertanda -HD-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar